Sekilas tentang Australia-Indonesia Institute
Australia-Indonesia Institute (AII) didirikan pada tahun 1989 dengan tujuan untuk menjadi wadah pengumpulan, pertukaran dan penyebaran informasi, serta merupakan sumber saran, untuk mendukung, mempererat dan mengembangkan hubungan antara masyarakat Australia dan Indonesia.
(a) membuat rekomendasi kepada Menteri Luar Negeri dan Perdagangan akan pemahaman menyeluruh dari pengalaman masyarakat Australia tentang Indonesia dalam hubungannya terhadap:
(i) dukungan pada kajian akan Bahasa dan Budaya Indonesia di Australia dan Bahasa Inggris dan Budaya Australia di Indonesia;
(ii) peningkatan hubungan komersial antara Australia dan Indonesia;
(iii) mengidentifikasi kemungkinan kerjasama di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
(iv) menyediakan fasilitas pertukaran di bidang media;
(v) mensponsori kegiatan di bidang pertukaran budaya, olah raga dan pelatihan;
(vi) dukungan pada Program Kajian Australia di Indonesia dan Program Kajian Indonesia di Australia;
(vii) mempererat hubungan antar lembaga diantara universitas, museum, perpustakaan, sekolah tinggi kejuruan, lembaga penelitian, organisasi professional dan lembaga non-pemerintah yang memenuhi syarat;
(viii) menyediakan fasilitas kegiatan penerjemahan buku teks Australia dan Indonesia;
(ix) mengatur kegiatan kunjungan dan pertukaran diantara masyarakat dan kelompok masyarakat;
(b) menyediakan saran dan informasi kepada individu, organisasi dan kepada media Australia dalam hubungannya pada masalah-masalah yang disebutkan di sub paragrap (a) termasuk (i) sampai dengan (ix), atas dasar instruksi Mentri Luar Negeri dan Perdagangan;
(c) membuat rekomendasi seperti tertuang pada paragrap (a) atau memberikan saran dan informasi seperti tertuang pada paragrap (b), berkonsultasi dengan individu, organisasi, departemen dan agen yang berhubungan atau berperan dalam peningkatan hubungan antara bangsa Australia dan Indonesia.
Meningkatkan hubungan Australia dan Indonesia, dengan meningkatkan saling pengertian yang mendalam. Menyumbang secara luas dan dalam waktu yang lama terhadap hubungan dan pertukaran timbal balik antara masyarakat Australia dan Indonesia.
Professor Tim Lindsey C/- The Asian Law Centre Melbourne Law School
Mr Andrew Donovan Direktur, Inter-Arts Office Australia Council for the Arts
Ms Gillian Bird Wakil Sekretaris Departemen Luar Negeri dan Perdagangan
Prof Bruce Robinson School of Medicine and Pharmacology University of Western Australia
Mr Greg Sheridan Foreign Editor The Australian Newspaper
Prof Julia Day Howell Associate Professor Centre for the Study of Contemporary Muslim Societies University of Western Sydney
Prof David Hill Asian Studies Program School of Social Sciences and Humanities Division of Arts Murdoch University
Dr James Bradfield Moody
Ms Rufiath Yousuff Solicitor, Principal Prosecutions Office of Public Presecutions Victoria
Professor Clare Martin The Northern Institute Charles Darwin University
Secretariat, AUSTRALIA
Australia-Indonesia Institute Department of Foreign Affairs and Trade The R.G.Casey Building John McEwen Crescent BARTON ACT 0221 AUSTRALIA
Tel. (61-2) 6261 3827 atau (61-2) 6261 3821 Fax: (61-2) 6261 1743 E-mail: [email protected]
Secretariat INDONESIA
Kantor Bagian Kebudayaan Kedutaan Besar Australia Jalan H R Rasuna Said Kav C 15-16 Jakarta Selatan 12940 JAKARTA INDONESIA Tel. (62-21) 2550-5265 Fax. (62-21) 522-7104
Hibah bantuan dana secara umum dimaksudkan sebagai dana penunjang bagi usulan-usulan proyek inovatif yang sesuai dengan fungsi dan tujuan dari Australia Indonesia Institute (AII). Fungsi dan tujuan ini dijelaskan dalam suatu buku petunjuk, "Guidelines and Conditions applying to Grant Applications and Approvals."
Baik perorangan maupun organisasi boleh mengajukan permohonan untuk dana bantuan ini. Para pemohon harus mempunyai catatan prestasi dalam pengelolaan dan pengembangan proyek yang sesuai dengan proyek yang diajukan, dan sebaiknya dapat membuktikan hal itu. Seseorang tidak boleh mendapat lebih dari satu hibah dana bantuan dari Australia-Indonesia Institute pada waktu bersamaan.
Persaingan untuk mendapatkan hibah cukup kuat , dan AII mungkin dapat memutuskan untuk tidak memberikan hibah baru kepada perorangan maupun organisasi yang pernah sebelumnya mendapatkan suatu hibah bantuan. AII berpegang pada prinsip persamaan kesempatan (equal opportunity), dan mendesak agar perorangan dan organisasi dari kelompok tertentu untuk memohon bantuan dana bagi proyek mereka.
Permohonan bantuan dinilai sesuai dengan syarat yang ditetapkan AII dalam buku petunjuk untuk permohonan hibah bantuan dana. Pemohon harus mengikuti petunjuk ini ketika menyerahkan usul mereka agar dapat dipertimbangkan. Walaupun tidak ada batas tertentu mengenai jumlah dana bantuan, usul yang masuk biasanya dibagi dalam kategori berikut ini: Kecil: $1,000 - 5,000
Sedang: $5,000 25,000
Besar: $25,000 - 60,000 lebih
Lihat Buku Petunjuk "Guidelines and Conditions applying to Grant Applications and Approvals."
Harap diperhatikan bahwa semua permohonan harus diajukan dalam bahasa Inggris
(1) Proyek yang diusulkan seharusnya merupakan inisiatif baru yang sesuai dengan tujuan AII untuk meningkatkan hubungan antara Indonesia dan Australia. Inisiatif itu mungkin dapat mengemukakan bidang baru dalam hubungan antara Australia dan Indonesia atau mungkin dapat digunakan untuk lebih membangun dan mengembangkan hubungan yang sudah ada.
(2) Proyek itu seharusnya mempunyai manfaat jelas dari segi tujuan AII.
(3) Informasi seharusnya diberikan dalam permohonan hibah mengenai publisitas atau promosi proyek tersebut.
(4) Proyek yang melibatkan pengalaman orang Indonesia dengan Australia dan hubungan pengalaman tersebut dengan masyarakat luas di Indonesia sangat diinginkan.
(5) Apabila proyek yang dibantu oleh AII melibatkan organisasi di Indonesia, para pemohon harus memperlihatkan tersedianya dana pendamping yang cukup dari organisasi mitra di Indonesia, agar proyek itu dapat diselesaikan dengan berhasil. Dana pendamping itu mungkin dapat berupa penyediaan akomodasi misalnya atau pelayanan lain yang disediakan tanpa biaya oleh organisasi tersebut.
(6) Apabila mungkin, bantuan dana AII seharusnya merupakan dana pembibitan yang dimaksudkan dapat mendorong bantuan keuangan dari sumber lainnya, termasuk sponsor kalangan dunia usaha. AII mungkin dapat memutuskan untuk memberikan hibah bantuan dana dengan syarat bahwa ada usaha juga untuk mendapatkan dana dari sumber lain.
(7) Proyek seharusnya dapat menciptakan kemungkinan bagi kegiatan yang dibiayai mandiri sebagai hasil hibah bantuan yang diterima dari AII.
(8) Para pemohon seharusnya sudah mempunyai catatan prestasi.
Apabila proyek mencakup komponen ongkos pesawat internasional, maka biaya tersebut seharusnya dihitung dengan tarif kelas ekonomi yang berlaku. AII tidak akan mengganti biaya apapun yang disebabkan oleh keterlambatan pemohon dalam hal pemesanan ticket atau karena hal lain yang menyebabkan harga ticket meningkat.
Dana bantuan AII biasanya harus diterima dan dipakai dalam tahun anggaran bersangkutan. Apabila syarat ini tidak dapat dipenuhi, penawaran hibah bantuan dana itu mungkin dapat dibatalkan agar kesempatan diberikan kepada pemohon lain. Kalau adanya kemungkinan proyek akan ditunda hal itu harus dilaporkan pada AII dalam batas waktu yang cukup supaya keadaan tersebut dapat dipertimbangakan dan tindakan tepat dapat dilakukan. Apabila dana bantuan tersebut sudah diserahkan kepada pemohon perorangan ataupun organisasi sedangkan proyek tidak dapat terlaksana dalam tahun fiskal yang ditentukan, penerima hibah bantuan dana harus mengembalikan dana bantuan itu kepada AII.
Sesuai dengan kebijakannya untuk membantu proyek yang inovatif AII tertarik pada berbagai macam jenis proyek. Namun, ada kemungkinan dana bantuan itu tidak akan disediakan untuk tujuan tertentu seperti yang berikut ini:
pembayaran atas harta tak bergerak;
kunjungan ke konferensi, menghadiri pertemuan, kerja lapangan dan kegiatan jangka pendek lainnya yang terutama melibatkan perjalanan, dimana semua ini merupakan unsur utama dari permohonan hibah dana bantuan;
dana bantuan pada organisasi pemberi hibah yang kegiatannya terutama melibatkan orang mereka sendiri;
kegiatan yang sebetulnya menjadi tanggung jawab instansi pemerintah atau badan penyandang dana lainnya (contoh: proyek bantuan pembangunan - development assistance);
kegiatan yang pada dasarnya bersifat komersial ;
bantuan pada proyek yang sedang berjalan atau bantuan ulangan atas proyek tertentu;
suatu proyek dimana berhasilnya penyelesaian komponen AII, bukan bagian inti tujuan utamanya;
pembayaran gaji dan honor.
Formulir permohonan hibah dalam jaringan (http://dfat.smartygrants.com.au/aii)
Permohonan akan dinilai berdasarkan Panduan Program Hibah AII, semua pemohon harap memahami panduan tersebut sebelum menyerahkan permohonan pendanaan.
Semua pemohon harus mengisi dengan lengkap formulir Permohonan Hibah Dalam Jaringan dan menyerahkan dokumentasi wajib yang diminta. Permohonan harus dibuat dalam bahasa Inggris. Permohonan yang tidak memenuhi persyaratan minimum ini akan dianggap tidak memenuhi syarat.
Bila permohonan anda tidak dapat diserahkan dengan menggunakan Formulir Permohonan Hibah Dalam Jaringan, mohon hubungi Kantor Bagian Kebudayaan di Kedutaan Besar Australia di Jakarta (Tel. +62-21 2550 5260, Faks. +62-21 522 7104, Email: [email protected]).
TEMPO.CO, Jakarta - Timnas Australia dan Jepang meraih kemenangan dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia, Kamis, 27 Januari 2022. Keduanya menjaga peluang lolos.Timnas Australia menang 4-0 atas Vietnam dalam laga di Stadion Melbourne Rectangular, Melbourna. Gol dalam laga itu dicetak Jamie Maclaren (menit 30), Tom Rogic (45+2), Craig Goodwin (72), dan Riley McGree (76).
Laga ini jadi peningkatan bagi Australia yang dalam tiga laga sebelumnya gagal menang. Mereka kini menempati posisi ketiga klasemen Grup B, yang menjanjikan tiket ke babak berikutnya. Mereka mengemas nilai 14 dari 7 laga, sudah unggul 7 poin dari Oman yang ada di bawahnya. Vietnam ada di posisi keenam dengan nilai 0.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di grup sama, Timnas Jepang menang 2-0 atas Cina dalam laga di Saitama. Gol Jepang dicetak Yuya Osaka dari titik penalti (13) dan dari aksi Junya Ito (61).
Jepang kini menempati posisi kedua klasemen dengan nilai 15, tertinggal satu poin dari Arab Saudi yang baru bermain 6 kali. Nantinya penghuni dua besar klasemen tiap grup langsung lolos ke putaran final.
Rekap hasil dan Jadwal malam ini, 27 Januari 2022:Australia vs Vietnam 4-0Jepang vs Cina 2-0.19:00 Lebanon vs Korea Selatan21:30 Iran vs Irak22:00 Uni Emirat Arab vs Suriah.
Klasemen Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona AsiaGrup A
Presiden FIFA Gianni Infantino didapuk berbicara dalam forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali dalam acara makan siang. Dengan gembira, ia memberikan bola yang resmi dipakai dalam Piala Dunia 2022 Qatar kepada para pemimpin negara. Lalu ia menyelipkan pesan bahwa bermain bola adalah kegemaran masyarakat dunia yang bisa membuat damai. Pada ujungnya, ia mengimbau agar gencatan senjata diberlakukan di bumi ini saat Piala Dunia bergulir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Infantino tidak menyebutkan gencatan senjata itu dalam perang Ukraina–Rusia. Ia berbicara perang secara umum yang harus jeda ketika “perang bola” tengah bergulir. Secara kebetulan, pada hari yang sama, rudal pun jatuh di Polandia menewaskan dua orang. Belum jelas siapa yang harus disalahkan atas jatuhnya rudal itu. Namun perang Ukraina–Rusia tampaknya tetap berlangsung tanpa bisa dihentikan oleh “perang bola” di Qatar.
KTT G20 sudah berakhir. Presiden FIFA Infantino, yang sempat berkampanye bagaimana hajatan bola bisa meningkatkan perekonomian dunia dan menciptakan kedamaian, sudah terbang ke Qatar. Dan malam ini, pesta bola itu resmi dimulai. Tim nasional Qatar akan bertanding melawan Ekuador dalam acara pembukaan. Saatnya jutaan orang dari berbagai belahan dunia akan berfokus berbicara tentang bola. Ke mana pun kita pergi, pasti yang digosipkan bola, kecuali mungkin menutup diri ke gua-gua di hutan.
Bola siap menyihir miliaran warga dunia. Sepak bola bisa menyatukan dunia, setidaknya mampu meniadakan sekat-sekat perbedaan politik. Juga sekat-sekat lain, seperti suku bangsa, agama, kehidupan sosial, dan seterusnya. Entahlah jika dibawa ke situasi negara kita saat ini, apakah bisa melupakan sejenak perseteruan para relawan Ganjar Pranowo dengan relawan Anies Baswedan ketika menyebut nama Ronaldo, Messi, atau Mohamed Salah.
Qatar baru pertama kali menjadi penyelenggara Piala Dunia. Hajatan empat tahunan ini juga pertama kalinya digelar di Jazirah Arab. Jika dibawa ke tingkat Asia, Piala Dunia Qatar ini baru yang kedua kalinya setelah, pada 2002, Jepang dan Korea Selatan menjadi tuan rumah bersama. Ini menjelaskan betapa sepak bola itu selama ini hanya berkutat di Eropa. Belahan dunia lain hanyalah pelengkap.
Gianni Infantino jelas mengatakan hal itu dalam forum KTT G20. Ia menyebutkan besaran GDP (gross domestic product atau produk domestik bruto) yang dihasilkan sepak bola mencapai US$ 300 miliar (atau sekitar Rp 4.658 triliun) secara global. Namun 70 persen dari hasil itu dirasakan di Eropa saja. Padahal penggemar bola hampir 90 persen ada di luar Eropa. Kalau pemerataan itu terjadi, besaran GDP bisa meningkat dua kali.
Apakah bisa Piala Dunia Qatar dijadikan ajang kebangkitan sepak bola di luar Eropa? Seharusnya bisa. Apalagi, dalam sejarahnya, Piala Dunia yang pertama kali digelar FIFA berlangsung di Uruguay, Amerika Latin, pada Juli 1930. Yang berlaga hanya 13 negara, tujuh dari Amerika Selatan, empat dari Eropa, dan dua dari Amerika Utara. Sulitnya perjalanan saat itu menjadi kendala minimnya negara yang ikut Piala Dunia. Kini, dalam situasi yang serba mudah, Piala Dunia diikuti 32 negara dan Piala Dunia empat tahun nanti direncanakan membengkak menjadi 48 negara.
Indonesia harus melecut dirinya menjadi bagian dari pemerataan sepak bola itu. Jangan cuma menjadi penggemar, apalagi sok menjadi komentator. Jumlah penduduk menjadi modal besar. Fasilitas pun memadai, apalagi ada tekad baru untuk membuat stadion yang berstandar internasional. Sekaranglah momentum terbaik untuk itu ketika sepak bola di Tanah Air direhatkan untuk berbenah menuju pembaruan setelah tragedi Kanjuruhan. Akankah momentum ini diambil atau sepak bola kita tak pernah bisa bangkit di tingkat dunia? Jadikan “perang bola” hanya ada di lapangan dan sudahi “perang suporter” yang menghancurkan bola itu. PSSI harus bisa.
All Channels MARKET NEWS ENTREPRENEUR SHARIA TECH LIFESTYLE OPINI MY MONEY CUAP CUAP CUAN RESEARCH
All Article Types Artikel Foto Video Infografis